
Lazismu Bantu Korban Longsor Nawangan
PWMU.CO-Hujan deras selama dua hari dua malam yang mengguyur Kecamatan Nawangan, Pacitan, Mulai malam Senin (13/02/2022) kemarin menyebabkan tanah retak, amblas dan longsor.
Rumah kayu limasan milik Sayid (36) yang ditinggali bersama istri dan ibu mertuanya, terpaksa dibongkar warga, karena tiangnya tidak lagi menapak tanah. “Kami khawatir jika roboh, rumahnya akan rusak lebih parah, maka kami bongkar lebih dulu”, kata Sudirman, paman Sayid.
Mulai malam senin itu, saat terlihat tanda-tanda retakan tanah semakin lebar dan amblas semakin dalam, Sayid dan keluarganya tidur di rumah Sudirman, yang lokasinya lebih aman. “Malam itu saya berkali kali naik dari rumah paman, untuk melihat kondisi tanah dan rumah saya”, jelas Sayid.
Dia manaruh kayu diatas retakan tanah untuk melihat, perkembangan kondisi tanah. Karena semakin dalam dan lebar, kemudian paginya Sayid meminta warga untuk membongkar rumahnya.
Saat pwmu.co bersama Sekretaris Lazismu Pacitan, Nurolin dan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Nawangan, Edy Handoko, Rabu pagi (16/02/2022) ke lokasi, tinggal menemukan tumpukan kayu dan rumah dapur yang sudah di geser ke lokasi tanah yang masih rata dan aman di belakang rumah Utara, dekat kandang sapi yang kosong.
Rumah dapur yang juga terbuat dari kayu, lebih dulu digeser dan didirikan kembali untuk menaruh beberapa barang termasuk almari pakain dan peralatan dapur. Namun kondisinya masih terbuka, tanpa dinding.
Sayid mengaku trauma dan tidak lagi berani menempati tanah bekas rumahnya itu lagi. “Tapi sementara ini saya belum punya tanah yang aman untuk memindahkan rumah ini”, jelasnya.
Gurat kesedihan juga nampak di wajah Mbah Karmi, mertua Sayid yang duduk di samping tungku kayu dapur rumah yang tidak lagi berdinding itu. Wanita sepuh yang kehilangan penglihatan, karena katarak ini, hanya tersenyum, ketika disapa Ketua PCM Nawangan, Edy Handoko.
“Sabar ya Mbah, semoga segera mendapatkan tanah dan rumah pengganti yang lebih aman”, kata Edy Handoko, yang dijawab dengan senyum dan anggukan kepala.
Selain rumah Sayid, tanah bergerak ini juga mengancam rumah Misykat yang ada di sebelah bawah. Longsoran tanah memenuhi halaman samping dan belakang rumah Misykat, yang ditanami porang.
Rumah kayu yang ditempati Sayid ini merupakan peninggalan Mbah Siis, kakek angkat istrinya. Kayunya dibeli dari Kismatoro Wonogiri. “Dulu ya hanya diangkut dengan tenaga manusia secara gotong royong dari arah utara sana mas”, jelas mbah Soimin, kakak Mbah Karmi yang saat itu juga nyambangi rumah adiknya yang sudah dibongkar itu.
Lazismu Pacitan dan PCM Nawangan sementara baru memberikan bantuan sembako. “Saat terkena musibah, keluarga ini minimal tidak kesulitan bahan makan sehari-hari”, kata Nurolin.

“Kemudian Lazismu dan MDMC akan koordinasi dengan Pemerintah Desa Ngomo, Camat Nawangan dan BPBD Pacitan untuk tindak lanjut bantuan berikutnya”, tambahnya.
Saat ini keluarga Mbah Karmi, mengungsi di rumah Sudirman, yang diperkirakan aman, meskipun lokasinya berada dibawah area tanah yang retak, amblas dan longsor tersebut. (Isa)